Jumat, 11 Juli 2014

My SHS's Stories Part III


            Sampai juga di jenjang terakhir masa SMAku. Awalnya sangat takut apalagi mengingat akan bertemu dengan ujian-ujian yang so madefaker. Dan melihat betapa stresnya kakak-kakak kelas tahun lalu menghadapinya membuatku terasa ingin menyerah duluan.
            Semester pertama, aku masih disibukkan dengan kegiatan diluar urusan belajar untuk ujian. Aku dalam mini orkestra diminta untuk bergabung menjadi pemusik berkolaborasi dengan band John De Barock dalam teater Minak Jinggo ‘Menggugat’ yang menjadi salah satu event tahunan dari salah satu SMA swasta homogen yang isinya cowok semua, SMA Kolese De Britto. Tahun itu De Britto memutuskan untuk berkolaborasi dengan tim teater sekolahku dalam pegelaran drama tersebut. Suatu pengalaman yang mengesankan bisa tergabung dalam kegiatan itu. Lelah juga sebenarnya apalagi dengan jadwal latihan yang padat, JB seakan telah menjadi sekolah keduaku. Pulang sekolah langsung menuju sekolah itu untuk latihan dan latihannya selalu sampai malam sehingga memang terkadang menyita waktu belajarku. Tapi semuanya itu terbayar dengan kepuasan saat akhirnya perjuangan berbulan-bulan latihan itu membuahkan hasil pertunjukan yang sukses dan membanggakan.
            Setelah kegiatan itu, aku kemudian disibukkan dengan masalah universitas. Bolak balik ruangan BK untuk mengetahui info universitas menjadi hobi baru anak-anak kelas 12. Aku sempat beberapa kali mengikuti tes universitas, diterima, tapi pada akhirnya tidak ku ambil sebagai cadangan karna jurusannya tidak sesuai dengan keinginan orangtuaku.
            Bicara soal ulangtahun ke-17? Hmm nothing special. Sangat biasa saja menurutku, tidak ada sesuatu yang wow. Tapi tetap membahagiakan karena saat aku 17 tahun aku masih bisa berada di sekitar orang-orang yang peduli kepadaku. Aku juga mendapat 3 kue ulangtahun dan 11 kado. Kue ulangtahun aku dapat dari unit baruku, unit St. Fransiska, dari teman-teman seperjuangan dari Jayapura dan dari sahabat-sahabat gilaku. 11 kadoku itu ada 1 satu dari unit Fransiska, 2 kado dari adek kelas 11, 2 kado dari adek kelas 10, 2 kado dari teman sekelasku, 1 kado dari kakak kelasku yang sudah lulus, 1 kado dari kakak kandungku, 1 kado dari sahabat-sahabatku, dan 1 lagi dari secret admirer. Sampai sekarangpun aku tidak tau siapa sebenarnya yang telah mengirimkanku kado itu haha but whoever you are, still thank you so much.
Kemudian semester 2 datang dan seakan menjadi masa-masa kekelaman bagi kami kelas 12 dan aku khususnya. Pergi sekolah jam 6 pagi untuk mengikuti jam ke-0 dan kemudian pulang jam setengah 4 sore karena mengikuti tambahan pelajaran, belum lagi begitu pulang sekolah langsung menuju tempat les dan mengikuti les sampai jam 6. Sepulang les sudah harus berhadapan dengan jam belajar asrama setiap jam 7-9 malam kemudian terkadang aku melanjutkan belajar malam dari jam 10-11 malam bahkan jika aku sedang rajin bisa sampai lebih dari jam 12 malam. Hidupku penuh dengan belajar dan belajar. Lagi-lagi waktu tidur dan bermain menjadi suatu aktivitas yang langka terjadi dan weekend menjadi hari yang paling dinanti-nanti. Masa-masa try out pun datang, nilai doremi menjadi santapan sehari-hari, aku masih ingat saat aku menangis karena nilai-nilai tryoutku yang tak ada kemajuan. Benar-benar masanya saat jerawat timbul dimana-mana karena stres yang memuncak dan waktu tak pernah memberi kesempatan untuk merawat diri.
            Oh iya pengalaman valentine terakhir di masa SMAku terkesan sedikit menyedihkan karena bertepatan dengan itu gunung api kelud meletus dan abu vulkaniknya terbawa sampai ke Jogja. Sekolahpun diliburkan selama 2 hari, saat masuk sekolahpun tidak ada kegiatan belajar mengajar tapi diganti dengan kegiatan bersih-bersih abu vulkanik disekitar sekolah. Capek karena harus membersihkan debu vulkanik yang tebal itu, tapi senang juga karena tidak belajar haha setidaknya ada saat untuk istirahat sejenak dari rutinitas monoton itu.
            Akhirnya dengan penuh ketakutan dan perasaan siap tidak siap harus siap aku menghadapi ujian nasional selama 3 hari. 3 hari mencekam dan seperti di neraka. Tapi aku mencoba menikmatinya, karena setelah 3 hari kekelaman itu, aku dipersembahkan sebuah liburan panjang selama sebulan sebelum pengumuman kelulusan. Selama sebulan itu ada 1 minggu yang aku sempatkan untuk pergi berjalan-jalan ke kota metropolitan Jakarta bersama 3 sahabatku. Banyak kejadian menyenangkan sampai mendebarkan. Mulai dari berjalan-jalan menikmati suasana malam Jakarta, lalu makan di skylounge Plaza Semanggi, sesak-sesakan naik KRL dari Bekasi sampai Jakarta Kota hanya untuk pergi menikmati panasnya jam 12 siang di Kota Tua, lalu sok-sokan kaya masuk dalam restoran yang makanan termurahnya seharga 25000 itupun hanya makan sejenis siomay yang berisi 4 butir, lalu berjalan kaki menuju monas yang ternyata telah tutup dan berujung nyelfie di halaman monas, naik bajaj berempat menuju stasiun untuk kembali bersesakan dalam KRL pulang ke bekasi, lalu malamnya menjadi cabe-cabean muterin kota Bekasi naik motor tanpa helm haha, lalu salah naik KRL yang seharusnya menuju tanah abang malah aku naik yang menuju bogor, sampai hampir ketinggalan kereta pulang ke Jogja akibat macetnya kota Jakarta.
            1 bulan liburan berlalu akhirnya harus bertemu lagi dengan saat yang mendebarkan yaitu mendengarkan pengumuman kelulusan. Semalam sebelumnya aku dan anak-anak kelas 12 lainnya berjaga sampai lebih dari jam 12 malam. Karena menurut tradisi anak yang tidak lulus akan didatangi oleh guru sehari sebelum pengumuman kelulusan. Keesokan harinya kami mendapatkan hasil yang membanggakan dimana sekolahku lulus 100%. Perjuanganku selama 3 tahun di sekolah ini berakhir saat wisuda purna siswi tanggal 24 Mei 2014. Dengan kebaya pink-ungu dan rambut di keriting menyamping beserta wedges 10cm aku melangkah bangga menuju panggung setelah namaku disebutkan untuk menerima sampir dan bukti tanda kelulusanku. Dengan bangga aku menyatakan bahwa 3 tahun penuh duka, gembira, tawa, perjuangan dan pengalaman berharga itu kini telah berakhir dan aku telah resmi menjadi alumni dari SMA Stella Duce 2 Yogyakarta.
            Banyak yang bilang SMA adalah masa-masa yang paling membahagiakan. Ya, aku tidak menyangkali itu. Walau awalnya aku ragu dengan kata-kata tersebut tapi pada akhirnya aku menyadari bahwa SMA Stella Duce 2 telah menyajikan begitu banyak pengalaman yang semakin memberikan warna dalam kehidupan putih-abu-abuku, sekolah yang sederhana tidak bertingkat megah seperti sekolah lain, dengan jumlah murid yang juga tak terlalu banyak tapi berasal dari Sabang sampai Merauke, sederhana tapi tetap terpandang dan tentu patut diperhitungkan. Sedih rasanya saat menyadari aku telah melepaskan pakaian putih-abu-abu, kotak-kotak merah, dan kotak-kotak biru itu, dan harus meninggalkan sekolah yang penuh cerita ini. Masa SMAku telah habis. 3 tahun terasa begitu cepat. Terima kasih STEROku telah memberikan kesempatan bagiku untuk menjadi bagian dari kalian.

Teringat slalu STELLA DUCE namamu terkenal seluruh negeriku bagai tujuanku
Kamu sinar cahayanya, pelindung nusa
Arah pedoman cita-cita tujuan mulia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar