Sabtu, 29 Agustus 2015

Jarak

sedih ya

saat rindu hanya bisa terungkap lewat kata
saat ingin bertemu tapi terpisah kota

saat sadar bahwa kehadirannya kini hanya sebatas suara
saat sadar bahwa langkah empat kaki kini hanya tinggal dua

sulit memang menyadari bahwa orang yang kita anggap tepat
harus berada sekian ribu kilometer jauhnya dari hadapan

karena cinta datang tanpa memandang seberapa jauh jarak membentang
tapi seberapa dekat hati orang yang terpisah waktu dan ruang

Jumat, 05 Juni 2015

How many guys do I love?

How many guys do I love?
= Five. Who, What, Where, When, Why.

Who I love. Dia lelaki yang kuketahui memang banyak disukai wanita-wanita seusianya. Dia bukanlah lelaki yang ku kenal dari teman-teman sepermainanku ataupun teman sepermainannya. Kami hanya pernah satu sekolah saat SMP dan sekota saat SMA. Kami dekat begitu saja tanpa ku ketahui pasti bagaimana permulaannya. Yang ku ketahui dia mampu membuat hari-hariku yang abu-abu menjadi seketika berwarna.

What I love. Dia tipikal lelaki yang aku mau. Tingginya, wajahnya, rambutnya, senyumnya, caranya berbicara, ketawanya, suaranya. Semua yang ada padanya terasa begitu sempurna dimataku. Tapi dari semua kriteria fisiknya yang membuat mataku jatuh cinta, kepribadiannya mampu membuat hatiku jatuh cinta berkali-kali tanpa harus melihatnya.

When I love. Dia adalah lelaki yang ku kenal dari tahun 2009, tapi baru diakhir tahun 2012 dia tiba-tiba hadir menarik perhatianku. Dia perlahan-lahan masuk kehidupanku dan menggeser perhatianku yang dulu hanya untuk seseorang. Tapi apadaya hanya bisa ku mengaguminya diam-diam tanpa bisa terlontarkan. Dan seketika semua berubah menjadi indah saat awal 2015 dia datang seperti musim semi sehabis musim dingin. Menghangatkan.

Where I love. Dia jauh. Kami terpisah pulau dan negara. Terbentang samudra luas dan perbedaan waktu diantara kami. Jarak itu membuatku tidak bisa selalu berada disampingnya, begitupun dia. Tapi itu sama sekali bukan masalah bagiku. Hal itu malah menjadi penyemangatku untuk belajar. Karena aku sadar saat aku ketemu dia nanti aku harus mengabarkan kesuksesan studyku. Dia membuatku merasa jarak hanyalah masalah kecil. Dia membuatku merasakannya begitu dekat walau jarak terbentang.

Why I love. Dia yang aku tunggu. Dia good listener. Dia mampu mendengar semua ceritaku mulai dari yang paling bahagia bahkan yang menyedihkan sekalipun. Dia yang mampu menghapus airmataku. Dia yang selalu mampu menorehkan senyum dibalik semua masalahku. Dia yang mampu membuatku ringan berjalan disaat terberatku. Dia problem solver. Dia tak hanya mampu mendengar tapi juga mampu memberi masukan. Dibalik usianya yang beberapa bulan dibawahku, dia mampu menjadi kakak. Dengan sifat dewasanya, dia mampu mengerti sifat kekanak-kanakanku. Tapi bukan hanya cara dia memperlakukanku, tapi cara dia memperlakukan orang lain bahkan orang yang tidak dia kenal sekalipun. Cara dia mencintai Tuhan dan keluarganya membuatku tak ragu saat dia berkata dia juga mencintaiku. Dia bagaikan rumah untukku. Dia zona nyamanku.

Dan, kelima 'dia' yang aku maksud itu adalah kamu. Seandainya kamu membaca tulisan ini. Kamu yang sekarang jauh tapi terasa begitu dekat. Kamu yang membuatku berhenti menunggu/mencari orang lain. Kamu yang setiap hari selalu ada dalam bait doaku. Kamu yang membuatku sadar bahwa jarak dan usia hanyalah sebuah angka. Bahwa masa lalu hanyalah masa lalu dan masa depan adalah kamu.

Aku belum bisa berjanji selamanya. Aku hanya bisa berjanji selalu berusaha memperjuangkanmu sampai saat nanti Tuhan berkata "berhenti".

Guangzhou, 5 Juni 2015

Minggu, 10 Mei 2015

Tanpa Kata

Sejenak ku termenung diam
Bayangan masih terpampang jelas
Saat pertama menatap kelam
Kau dan aku berpapas

Tak ada kata terungkap
Hanya diam seraya menatap
Sembunyi ku menahan perasaan
Yang memang tak dapat terucapkan

Kau masih diujung sana
Tanpa kata tanpa suara
Aku pun tak berani menyapa
Hanya terdiam tanpa terkata

Rabu, 25 Februari 2015

Mama

Tiba-tiba jadi pengen nulis tentang mama.
Mama... kalo dengar kata mama yang dalam pikiranku pertama kali adalah orang sibuk haha. Iya mama adalah wanita strong yang super sibuk.

Sejak aku masuk TK mama memutuskan untuk kerja. Awalnya sih ga sibuk masih biasa aja. Sampai saat aku SMP. SMP kelas 1 papa memutuskan untuk melanjutkan kuliah S3nya di Jogja. SMP kelas 2 Mario (kakakku) juga lanjutin kuliah di Jogja. Sejak saat itulah aku hanya tinggal berdua dengan mama dirumah. Dan sejak mario pergi keluar untuk kuliah mama makin "gila" kerja. Kerja dari pagi sampai sore baru plg. Padahal biasanya siangan mama sudah pulang. Dalam seminggu juga pasti ada saja tugas untuk keluar kota selama 2-3hari. Mama makin jarang dirumah, sekalipun ada dirumah pasti kerjaannya marah marah terus. Aku jadi tidak suka berada dirumah, saat saat itu aku merasa rumah hanya sekedar bangunan yang sama sekali tidak ada kehangatan didalamnya.

Pagi-pagi sebelum ke sekolah kadang aku harus masak makan pagi sendiri karena mama masih tidur (kecapean), pulang sekolah rumah selalu kosong,  mama biasanya hanya sempat masak nasi dan lauk, jadinya pulang sekolah aku juga harus masak sayur sendiri. Lalu makan sendirian. Selesai makan biasanya aku pergi lagi ke sekolah nyari teman buat sekedar main atau kerja kelompok. Aku lebih suka berada diluar rumah. Saat saat itu aku selalu cari cari alasan biar selalu pergi keluar rumah. Kalau mama berangkat ke luar kota aku pasti tinggal sendirian dirumah, semuanya aku kerjain sendiri.

Karena mama terlalu sibuk dan sering capek, maka sesampainya dirumah mama hanya ingin tidur. Aku sama sekali tidak ada waktu untuk bercerita tentang sekolahku ataupun sekedar curhat dengan mama. Makanya aku kadang iri sama teman-temanku yang bisa dengan gampangnya cerita segala sesuatu yang mereka rasakan pada mama mereka.

Aku tergolong orang yang tertutup dan sulit terbuka sama orang. Kenapa? Karena dulu saat aku ingin cerita sesuatu ke mama pasti mama akan menyela dan akan berkata seperti ini "besok aja ya ne, mama capek mau tidur". Selalu seperti itu. Makanya aku selalu takut untuk bercerita apapun ke orang lain karena aku takut mendapat penolakan seperti itu lagi. Aku lebih senang memendam sendirian atau aku curahkan lewat menulis karena aku tau disitu aku tidak akan mendapat penolakan.

Itulah mengapa aku kadang sangat membenci pekerjaan mama, karena karena pekerjaan mama seakan-akan menjauhkanku dari perhatian mama. Walau kadang aku sadar kalau mama tidak bekerja mungkin aku tidak akan bisa hidup berkecukupan dan sampai sekolah diluar negeri seperti ini.

Tapi sebagaimanapun mama, aku tetap, selalu dan untuk selamanya sayang sama mama. Karena tanpa dia, aku mah apa atuh haha.

Rabu, 11 Februari 2015

Dear future husband

Dear future husband...

Hai kamu yang sekarang mungkin masih jadi pacarnya orang lain, atau mungkin sekarang kamu juga lagi jomblo kayak aku. Mungkin kamu adalah mantan aku, mungkin kamu mantannya teman aku, atau mungkin kamu mantannya kakaknya temanku atau mantannya mantannya kakak aku. Mungkin kamu adalah teman satu TKku atau teman satu SDku atau teman satu SMPku tapi aku harap kamu bukan teman satu SMAku (karena SMAku cewek semua) atau mungkin kamu adalah orang yang akan aku temui saat aku kuliah.
Yaaah aku ga peduli siapa pun kamu. Aku harap kita menikah karena benar benar saling mencintai bukan karena dijodohkan *loh*
Aku ga minta kamu kaya dulu kok sebelum nikahi aku, yang penting kamu udah punya kerjaan supaya orangtua aku ga khawatir lepasin aku buat kamu.
Aku harap kamu adalah pekerja keras yang tetap sayang keluarga. Oh iya aku pengen banget bisa tetap bekerja setelah menikah, jadi aku harap kamu bisa membebaskanku untuk bekerja ya. Paling tidak kalau aku bekerja aku juga bisa membantu ekonomi keluarga kita. Tapi kamu tenang aja karena aku tetap akan jadi istri yang baik buat kamu dan ibu yang baik buat anak anak kita.
Anak kita 2 aja ya biar ga terlalu repot urusnya HAHAHA.
Tegur aku kalau aku salah dalam bertindak. Let me be your home. Kamu bisa share apapun sama aku dan aku bisa jadi pendengar yang baik dan penasihat jika kamu perlukan.
Mungkin aku bukan tipe orang yang terbuka dengan orang lain tapi tenang aja karena sama kamu aku akan cerita apapun.
Aku akan bangun pagi pagi untuk siapin kamu sarapan, dan segala persiapanmu untuk ke kantor. Aku akan bangunin kamu tepat waktu dan aku pastikan kamu ga akan pernah terlambat datang ke kantor. Mungkin sekarang aku belum terlalu bisa masak tapi tenang saja karena aku pasti akan berusaha belajar masak demi kamu dan anak anak kita. Aku akan masakkin makanan yang sehat setiap harinya agar kita menjadi keluarga sehat *loh*
Aku harap kamu tetap izinin aku untuk merawat dan memperhatikan kedua orangtuaku meskipun kita telah menikah ya, tapi tenang aja karena mereka tetap tidak akan mencampuri urusan keluarga kita.
Kamu HARUS jadi suami yg setia. Sampai aku tau kamu selingkuh kamu ga akan selamat lagi *mampus*.
Jadilah pemimpin rumah tangga yang baik yang juga takut akan Tuhan ya. Semoga kamu bisa jadi temanku untuk sama sama pergi ke gereja.
Terakhir, sewaktu aku berjanji didepan Pastor, didepan salib Yesus, di dalam gereja, percayalah bahwa saat itu I'm trully be yours. Dan aku siap membahagiakanmu baik jasmani maupun rohani *eakkk*
Oke see you my future husband :)

HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHA! Terimakasih sudah berkenan membaca postingan absurdku ini. Ini adalah challengeku bareng Heppy Chintya Padaga (hppychintya.blogspot.com). Inilah hasil kekurang kerjaan kami para blogger cupu. Kalau setelah membaca ini kalian ingin muntah, silahkan. Haha 谢谢。

Senin, 09 Februari 2015

Guangzhou, before I meet you

Hai hai
Akhirnya aku punya waktu untuk nulis lagi di blog ini cerita tentang kehidupan baruku di negara baruku ini jeng jeng jeng China.

Awalnya ga pernah kepikiran ataupun bermimpi ataupun berkeinginan untuk lanjut sekolah di China. Ga pernah sama sekali. Makanya aku aja kadang masih bingung masih ga percaya sekarang aku sudah tinggal di negara orang ini.

Kali ini aku mau cerita soal awal mula kenapa aku sampai bisa terdampar di negara ini hehehe

Jadi adeknya mamaku itu sejak 4 tahun lalu sudah pindah ke kota Guangzhou, China karena pindah tugas. So, waktu kelas 3 SMA semester 1 papa tiba-tiba tawarin aku gimana kalau kuliah di China aja nanti tinggalnya di tempat Ieku (panggilan untuk adeknya mamaku) itu. Aku awalnya rada ragu, lalu aku bilang ke papa aku mau kuliah disana tapi aku maunya ambil jurusan komunikasi tapi dalam bahasa inggris tidak mau dalam bahasa mandarin. Karena aku ga mau telat kuliah setahun atau dua tahun untuk belajar bahasa mandarin. Papaku akhirnya tanya-tanya info ke Ieku dan ternyata kebanyakan program S1 di China semuanya pake bahasa mandarin. Aku ga maulah. Lalu aku disuruh tes kedokteran di macam-macam universitas dan hasilnya aku ga diterima haha aku kebanyakan diterima di jurusan komunikasi dan HI. Tapi semuanya pada akhirnya aku tolak karena mama tidak setuju. Diujung masa kelas 12ku aku belum juga dapat universitas untuk pegangan, eh tau tau aku keterima lagi di komunikasi Atma Jogja. Aku sebenarnya udah mau bayar tapi aku jadi galau karna disisi lain mama tidak setuju aku ambil komunikasi, akhirnya aku konsultasi sama kakakku. Dan kakakku bilang, lebih baik aku ke China ambil jurusan yang aku mau di China, dengan bahasa pengantar mandarin pun gapapa. Toh belajar bahasa mandarin ga ada ruginya. Dan akupun melepas kesempatan terakhirku itu dan mulai persiapin diri mantapin ke China untuk belajar bahasa.

Akhirnya aku mulai daftar ke tempat aku mau belajar bahasa itu lewat online. Repot banget fix demi apah! Pertama aku harus daftar dulu jadi anggota habis itu log in baru bisa daftar isi identitas gitu terus scan pasport dan ijazah terakhir, terus applicationnya itu dikirim kesana kalau udah pas menurut mereka, mereka bakal kirim e-mail agreement gitu dan selanjutnya applicationnya itu diprint dan dikirim ulang via e-mail beserta persyaratan lainnya ke mereka. Setelah itu baru mereka akan tentukan apakah kita diterima atau tidak, dan kalau sudah diterima mereka akan kirimkan application visa student.
2 bulan lewat dan belum ada berita apa aku diterima atau tidak. Aku udah berpikir bahwa kemungkinan besar aku tidak diterima dan sudah siap untuk nganggur selama setahun. Sedih banget. Tapi aku harus katakan disini bahwa Tuhan Yesus sungguh amat terlalu baik! Aku terus berdoa minta pada Tuhan untuk usaha studyku ke China ini, dan aku benar-benar percaya pada kekuatan doa novena 3 kali Salam Maria karena tepat setelah 9 hari berturut-turut aku memohon untuk kejelasan studyku ini, aku dapat berita bahwa aku telah diterima dan application visa studentku sudah dikirim. Tapi selama 2 minggu menunggu applicationku itu tidak sampai-sampai juga ditanganku. Akhirnya Ieku nyuruh aku untuk langsung saja berangkat ke Guangzhou dengan visa wisata nanti setelah sampai disana baru ngurus visa student. Yang penting aku sudah diterima disana.

Dan Puji Tuhan sekarang aku sudah hampir setengah tahun tinggal di Guangzhou, belajar bahasa mandarin. Kesempatan yang aku dapatkan sekarang adalah sungguh karena kebaikan Tuhan dan aku sungguh bersyukur karena itu. Walaupun tinggal dan sekolah disini not as happy and not as easy as people think. But I enjoy it :)

Sabtu, 07 Februari 2015

2014

Tak terasa sudah 365 hari terlewati. Begitu banyak cerita yang terjadi selama setahun ini. Kali ini aku ingin menyempatkan menulis kembali apa saja hal-hal yang terjadi selama setahun ini, mulai dari Januari sampai Desember.

1. Januari
The first month of the year. Awal tahun dimulai dengan cerita sedih haha. Putus. Setelah berjuang 4 tahun, akhirnya aku harus kembali belajar mengikhlaskan dia yang tidak ditakdirkan untukku *yaelah kata-katanya*. Cinta pertamaku berakhir di Januari. Hahaha.

2. Februari
The second month of the year. Jadian sama cowok dari salah satu sekolah homogen yang umurnya 1,5 tahun dibawahku hehe. Entahlah antara cowok ini terlalu baik atau aku yang terlalu cepat jatuh cinta atau... ya intinya aku cuma butuh 1bulan lebih sedikit untuk memulai lagi hubungan dengan orang lain setelah 4 tahun berjuang untuk cinta pertamaku. Oh iya, dibulan ini juga pertama kali ngerasain "The Ash Valentine". Tepat tanggal 14 Februari, Gunung Api Kelud meletus dan debu material dari gunung utu terbawa angin sampai ke Jogja, dan terjadilah hujan abu selama 1 hari full. Betapa sedihnya tidak bisa pergu keluar untuk merayakan valentine dan setiap hari harus pake masker kemana-mana. Tetapi, bahagianya adalah sekolah diliburkan selama beberapa hari, dan ujian Try Out diundur. Dibulan ini juga dimulainya ujian praktek untuk nilai kelulusan. Dan sialnya apa? Aku tidak tuntas untuk 3 mata pelajaran IPA, fisika, kimia, biologi semua tidak tuntas. Rasanya mau nangis padahal aku sudah belajar dan berusaha, tapi akhirnya aku harus ikut remidi untuk ketiga mata pelajaran itu. Untungnya setelah remidi aku bisa lulus.

3. Maret
The third month of the year. Tidak ada peristiwa khusus yang terlalu berkesan, hanya saja dibulan ini aku mengikuti Ujian Akhir Sekolah untuk kelulusan. Kembali stres dengan harus mengerjakan sekian belas mata pelajaran yang diujikan. Urgh~

4. April
The fourth month of the year. Mengikuti UJIAN NASIONAL. Tiga hari berkutat demgan soal-soal dari 6 mata pelajaran yang tingkat kesulitannya patut diacungi jempol. Dan aku bersyukur bahwa saat-saat yang paling mengerikan dalam hidupku itu telah berakhir dan tidak akan terulang lagi.

5. Mei
The fifth month of the year. Setelah tiga tahun mengenyam bangku SMA dan setelah melewati ujian-ujian yang bagai neraka, akhirnya dibulan ini aku dinyatakan lulus dari bangku sekolah menengah atas yeeee. Dibulan ini juga untuk pertama kalinya mama dan kakak datang melihat sekolahku sekaligus melihatku diwisuda. Ada suatu kebanggaan pribadi pada akhirnya bisa merasakan naik keatas panggung dan dikalungkan sampir setelah 2 tahun hanya bisa melihat kakak kelas mengalami hal tersebut.

6. Juni
The sixth month of the year. Awal bulan ini aku untuk pertama kalinya pergi nonton konser artis terkenal. Raisa. Sebenarnya tidak terlalu ngefans sama Raisa dan juga ga terlalu tau sama lagu-lagunya, cuma iseng aja ikut-ikutan teman dan pengen ketemu pacar yang kebetulan sekolahnya jadi panitia yang ngebuat acara itu. Eh, akhir bulan malah putus deh. Entah kenapa, alasannya agak sulit aku terima waktu itu.

7. Juli
The seventh month of the year. Agak lebay emang, tapi bulan ini hidup aku penuh dengan kegalauan. Ya, karena peristiwa di akhir bulan Juni itu membuat hari-hariku dibulan ini agak kelabu *eakk. Tiap hari kerjaanku hanya menulis kata-kata galau disosmed atau diblog. Sungguh bulan yang menyedihkan.

8. Agustus
The eighth month of the year. Setelah berdoa berbulan-bulan, akhirnya dibulan ini aku memutuskan untuk melanjutkan kuliah di Guangzhou, China. Dibulan ini juga mulai pelan-pelan sadar untuk belajar mengikhlaskan sesuatu atau seseorang yang tidak ditakdirkan untukku.

9. September
The 9th month of the year. Welcome to my month! In this month I'm finally 18th years old. I don't have any special moment in my birthday. Dibulan ini juga aku akhirnya berangkat ke Guangzhou, China untuk memulai lagi pengalaman baru tinggal, hidup, dan bersekolah di negeri orang. Akhirnya untuk pertama kalinya aku berangkat ke luar negeri bukan hanya untuk liburan tapi juga untuk sekolah. So gratefull!

10. Oktober
The 10th month of the year. Dibulan ini masih dipenuhi dengan segala upaya untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, budaya baru, orang-orang baru, sekolah baru, terutama bahasa baru yang sama sekali tidak aku mengerti. Paling menyedihkan adalah saat mengantar mama dan papa ke bandara untuk kembali pulang Indonesia. Seperti kembali terulang saat pertama kali berangkat ke Jogja untuk SMA. Menangis juga aku akhirnya setelah aku coba untuk menahan airmata jangan sampai tumpah didepan mama. Karena kalau lihat aku menangis begitu mama juga pasti menangis, dan aku paling tidak bisa melihat mama menangis, karena aku hampir tidak pernah lihat mama menangis, jadi sekalinya lihat gitu pasti rasanya menyahat hati banget *eakkk.

11. November
The 11th month of the year. Bulan ini menurutku adalah masa yang terberat. Aku seperti merasa benar-benar sendirian meskipun banyak orang disekitaranku. Seperti tidak punya tempat mengadu selain kepada Tuhan. Tiap kali berdoa bawaannya selalu nangis. Pokoknya aku rasa bulan ini adalah masanya aku sangat stres hidup ditempat ini.

12. Desember
The 12th month of the year. Untuk pertama kalinya merayakan natal tanpa orangtua, dan tanpa ke gereja, dan tanpa gegap gempita natal seperti di Jayapura. Hal itu semakin buat aku homesick.

Aku tidak tau harus menyebut seperti apa tahun ini, tapi aku rasa 2014 not as happy as 2013. I have too much in this year. But still thank you 2014, for the memories, eventhough it's happy or sad.